Gegap gempita pengumuman pemenang ajang
paling bergengsi para tokoh ilmuan dunia
telah diumumkan oleh nobel foundation beberapa saat lalu. Penghargaan
yang akan diselenggarakan di Swedia 10 desember 2010, dapat menjadi salah satu
gambaran keadaan umat muslim sekarang. Utamanya mengenai perkembangan ilmu
pengetahuan. Diajang bergengsi tersebut, tidak ada satupun umat muslim yang
mendapatkan penghargaan. Padahal jumlah umat muslim di dunia adalah 2 : 10,
artinya setiap sepuluh orang, dua diantaranya adalah umat muslim. Tercatat
sejak diselenggarakan penghargaan nobel tahun 1901, penerima penghargaan dari
kalangan umat muslim jumlahnya kurang dari sepuluh. Sebagian besar yang
memperoleh penghargaan nobel adalah kaum yahudi dan warga Amerika non yahudi
lainnya, yang notabene adalah musuh Islam. Sejak tahun 1901 – 2007 kaum yahudi
telah berhasil mendapatkan nobel sebanyak 161 buah. Mereka banyak memborong
nobel dalam bidang –bidang eksak seperti kimia dan fisika. Padahal jumlah kaum
yahudi di dunia ini hanya 0,2%, atau dua diantara seribu orang. Sungguh berbeda
jauh dengan keadaan umat muslim. Jika umat muslim mampu mengimbangi kaum yahudi
dalam penghargaan ini, maka seharusnya umat muslim mendapatkan nobel sebanyak
22.260 hadiah nobel!!!
Sedikitnya umat muslim yang mendapatkan nobel
menjadi gambaran dari ketertinggalan umat dalam bidang illmu pengetahuan. Hal
ini sangat kontras dengan keadaan umat muslim terdahulu, yang menunjukan
kemajuan umat Islam dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Sejarah mencatat, seribu tahun yang lalu
sejak terbentuknya Negara Islam di Madinah yang di pimpin langsung oleh
Rasullulah, dilanjutkan beberapa zaman sesudahnya yaitu kekhalifahan
khulaufaurasyidin, pemerintahan Bani Umayah, Bani Abasiyah, kerajaan Islam
Andalusia, dan kerajaan Turki Usmani. Umat Islam pada masa itu adalah pemimpin
dalam peradanban dan ilmu pengetahuan hingga membuat bagian dunia lain iri
dengan kemajuan umat islam. Banyak ilmuan besar yang lahir, ‑diantaranya
adalah Abu Rayhan Al Biruni, seorang fisikawan, sosiolog, astronom, sastrawan,
matematikawan, dan sejarahwan yang oleh professor Abdus Salam (pemenang nobel
dalam bidang fisika tahun 1979) dipertimbangkan sebagai bapak unified field
theory (teori segala sesuatu), Al Farabi seorang filosof terbaik, Abul Kamil
dan Ibnu Sina yang merupakan dokter dan matematikawan terbaik dan ada pula ahli
goegrafi terbaik yaitu Al Tabrani.
Kemajuan umat Islam dalam ilmu
pengetahuan, oleh Carli Fiorina seorang CEO Hewlett Packard yang visioner dan
berbakat tinggi, diungkapkan dalam kata-katanya, “Adalah para arsitek yang
mendesaign bangun-bangun yang mampu melawan gravitasi. Adalah para
matematikawan yang menciptakan aljabar
dan logaritma yang dengnya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah
para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat untuk penyakit.
Adalah para astronom yang melihat
langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan
dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah;
kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan
gagasan – gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka
penuh energi. Ketika ilmu pengetahuan dihapus akibat penyensoran oleh peradaban
sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan
menyebarkannya pada peradanban lain. Tatkala peradaban barat modern sedang
berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya bicarakan ini adalah dunia
Islam yang bermula pada tahunn 800 – 1600 M, yang terasuk didalamnya Dinasti
Otonom dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti
Sulaiman yang bijak. Walaupun kita seringkali tidak menyadari hutang budi kita
kepada peradaban ini, sumbangsinya merupakan bagian dasar dari pengetahuan
kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para
matematikawan arab”.
Namun nampaknya sejarah yang gemilang ini
tidak ditiru oleh umat muslim zaman sekarang. Sejak jatuhnya kekuasaan Turki
Usmani pada tahun 1924 umat Islam mengalami kemunduran dan ketertinggalan dalam
berbagai bidang. Tidak ‑
hanya ilmu pengetahuan namun juga dalam
bidang-bidang lain seperti ekonomi, budaya, teknologi, dan politik.
Kemunduran yang dialami umat muslim
harus segera disudahi dan dicari solusi.
Umat harus bangkit dan menyongsong kembali kejayaan yang pernah
ditorehkan oleh para pendahulu. Fakta sejarah kejayaan umat dijadikan sebagai
teladan untuk mencapai kembali kejayaan. Bukan hanya sebagai kisah yang membuat
kita berdecak kagum dan berbangga bahwa kita pernah berjaya, sedangkan
kenyataanya sekarang kita mengalami keterpurukan berkepanjangan.
Kebangkitan kembali umat muslim adalah
suatu keharusan. Karena umat muslim merupakan umat terbaik yang dilahirkan,
yang menyeru pada yang hak dan mencegah dari yang batil dan beriman kepada
Allah. Jika kita melihat kembali sejarah dan keadaan umat saat ini, maka kunci
kebangkitan umat muslim terletak ditangan para pemuda.
Kenapa pemuda? Karena pemuda memiliki
energi potensial yang besar dan menyimpan banyak harapan dimasa depan. Ia akan
menjadi pemimpin yang menentukan keadaan umat selajutnya. Sebuah hadist
menyatakan bahwa syu’banulyaum riajlul
ghad, pemuda hari ini memimpin dimasa depan. Seorang ulama mesir, Hasan Al
Bana pernah menyampaikan bahwa,” umat harus bangkit. Namun asset umat ini untuk
bangkit kembali telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda”.
Pemuda muslim menjadi sosok yang sangat
diharapkan menjadi agen pembawa kejayaan Islam. Jika semua pemuda muslim telah
meyadari dan mau memulai langkah kearah kebangkitan, maka kejayaan Islam
mendatang tinggal menunggu waktu.
Peran serta pemuda dalam membawa
panji-panji kejayaan Islam telah berlaku sejak zaman Rasulallah. Ketika
Rasulullah memulai agenda dakwahnya, Ia menjadikan pemuda dan para pemimpin
sebagai sasarannya. Tentunya Rasulullah ‑
sangat paham kenapa beliau memilih para
pemuda. Sejarah membuktikan bahwa keputusan Rasulullah memilih para pemuda
merupakan cara yang tepat untuk berjuang menegakan panji-panji Islam. Terbukti
dakwah Islam tetap kokoh meskipun banyak kaum kafir yang melakukan penekanan
dan penindasan atas perjuangan Rasulullah. Para
pemuda ini tercatat sebagai manusia yang berperan besar atas keberlangsungan
dakwah Islam. Diantara pemuda-pemuda binaan Rasul saat itu adalah Abu Bakar
yang berusia tiga tahun lebih muda dari Rasul, Umar Bin Khatab yang berusia 27
tahun dan Ali Bin Abi Thalib yang berusia paling muda. Selain mereka ada pula
Abdul Rahman BinAuf, Sa’id Bin Zaid, Muhs’ab Bin Umair dan banyak lagi pemuda
yang membersamai perjuangan Rasulullah.
Sepeninggal Rasul dan generasi sesudah
para sahabat, tercatat nama-nama pemuda yang menjadi pengusung kejayaan umat
islam selanjutnya. Diantaranya adalah Umar Bin Abdul Azis, beliau memerintah di
usia yang sangat muda. Beliau mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Hingga pada saat itu dokter sulit menemukan orang yang sakit. Adapula Muhammad
Al Fatih yang dalam usia mudanya mampu memmipin pasukan perang dan berhasil
menaklukan Konstatinopel. Kemudian sultan muda Salahuddin Al Ayubi, dengan
semangat juang yang dimiliki beliau mampu mengalahkan tentara salib dan
berhasil merebut tanah Baitul Maqdis.
Dalam catatan sejarah bangsa kita pun,
peran pemuda sudah tidak kita ragukan lagi. Pangeran Diponegoro seorang pejuang
muda yang mampu memimpin pasukan melawan tentara Belanda. Bung Tomo dengan
begitu semangatnya mengobarkan semangat arek-arek Surabaya . Kemudian konsep persatuan bangsa Indonesia pun
digagas oleh para pemuda dalam sumpah pemuda tahun 1928. Menjelang reformasi,
kaum mudalah yang mendorong bung Karno dan bung Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Kemerdekaan yang berasal dari rahmat Allah dan
perjuangan bangsa Indonesia
sendiri bukan hadiah dari penjajah. Pada dua belas tahun yang lalupun ketika
peristiwa jatuhnya orde baru para pemuda kembali membuktikan diri, bahwa mereka
merupakan agent of change yang siap
memperbaharui suatu sistem yang tidak sesuai.
‑
Tetapi hingga saat ini, belum semua
pemuda muslim menyadari besarnya potensi yang mereka miliki. Masih banyak
pemuda yang meniru budaya barat yang tidak memiliki moral dan pandangan hidup
yang jelas. Kita lihat disekitar kita banyak pemuda muslim yang berlomba-lomba
menjadi seorang artis, dengan mengikuti berbagai kontes bakat. Berpakaian dan
bergaya layaknya artis pujaan. Rasulullah tidak lagi menjadi contoh dan suri
tauladan dalam kehidupan. Memang tidak semua pemuda muslim seperti itu, masih
ada yang memegang teguh ajaran agama, dan mencita-citakan kejayaan kembali umat
Islam. Namun jumlah mereka lebih sedikit dibandingkan yang tidak.
Sebagai pemuda muslim sejati sudah
seharusnya menjadikan Islam sebagai pandangan hidup sehingga akan melahirkan
semangat luar biasa dari dalam diri. Semangat yang dilatarbelakangi keimanan
kepada Allah dan Rasul-Nya. Berjuang bukan karena mengharapkan harta atau
ketenaran, namun mengharapkan pahala dan kerinduan atas kembalinya kejayaan
Islam. Telah banyak kisah yang menceritakan para pemuda yang meraih kejayaan
karena berjuang berlandaskan keimanan.
Ingatkah dengan kisah ashabul kahfi?
Kisah mengenai pemuda pemuda yang beriman kepada Allah swt dan meninggalkan
mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah. Mereka ditidurkan oleh
Allah dalam gua selama 300 dan 9 tahun. Kemudian kisah pemuda yang memiliki
tekad kuat menunutut ilmu pada nabi Khidir, yaitu Musa as. Lalu kisah pemuda
yang mempertahankan ketauhidan meskipun ditentang oleh sang ayah. Dialah
Ibrahim as yang menghancurkan berhala – berhala buatan ayahnya. Dan ingatkanh
dengan pemuda yang berhasil melawan godaan nafsu meskipun dia sangat terjepit?
Dialah Yusuf as yang digoda oleh istri tuannya. Lalu pemuda yang taat kepada
kedua orang tuanya dialah Isa as dan Yahya as. Kemudian pemudi yang mampu
menjaga kehormatannya, dialah Maryam ibunda nabi Isa as. Al Qur’an telah
mengisahkan begitu banyak pemuda. Yang karena ketaatanya kepada Allah kisahnya
diabadikan dalam Al Qur’an dan menjadi contoh bagi umat manusia.
‑
Dalam menyongsong kejayaan kembali umat
islam, pemuda muslim harus berpegang teguh pada Al Qur’an agar memiliki
kekuatan dan keteguhan iman serta mempunyai panduan dalam berjuang. Ketika masa
Rasulullah, pemuda islam begitu gigih mempelajari al Qur’an, sehingga muncul
para sahabat dari kalangan pemuda yang menjadi ahli al Qur’an. Seperti Ali Bin
Abi Thalib, Abdullah Ibn’ Umar dan Mu’adz Ibn’ Jabal. Sayyid Qubt dalam bukunya
Ma’alim fith Thariq, menerangkan bahwa salah satu cara untuk mencapai kemajuan,
umat islam harus menciptakan generasi yang unggul ‘jillul qur’ani al farid, yaitu pribadi yang mengikuti al Qur’an
dalam kehidupannya. Karena al Qur’an berisikan petunjuk bagi umat serta salah
satu peninggalan istimewa dari Rasulullah untuk umatnya.
Menyikapi peninggalan Rasullulah yang
merupakan petunjuk umat muslim belumlah cukup hanya dengan mengetahui dan mengingat
apa yang beliau sampaikan. Namun ada pula sisi penting yang nampaknya sering
terlupakan dan perlu di pahami oleh para pemuda muslim yang akan menyongsong
bangkitnya Islam. Yaitu Rasulullah adalah orang yang menyukai dan mencintai
prestasi. Beliau selalu menjaga mutu dari setiap amalannya. Shalat, shaum dan
ibadah lainnya beliau lakukan dalam kualitas yang tertinggi. Allah azza wa
jalla menegaskan bahwa “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullulah suri
tauladan yang baik bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah”.
Sebagai pemuda yang senantiasa mencontoh
Rasulullah dan mengemban amanah untuk mengukir kembali kejayaan Islam, maka
sudah seharusnya pemuda muslim menunjukan kualitas terbaiknya dalam setiap
amalan. Ibadah shalat, puasa, zakat adalah dijalankan dengan kualitas yang
terbaik. Menuntut ilmu, beramal, berorganisasi, berkarya, dilakukan dengan
semangat dan keikhlasan yang terbaik.
Dengan menunjukan kualitas yang terbaik, maka pemuda muslim mampu
memanfaatkan energi potensial yang dimiliki. Bagi seorang dokter, jadilah
dokter muslim dengan kulaitas terbaik. Seorang guru, jadilah guru muslim dengan
kualitas terbaik. Apapun profesinya maka lakukanlah dengan kualitas yang
terbaik. Allah ‑
Azza Wa Jalla juga selalu mementingkan
penilaian terbaik dari mutu yang bisa dilakukan baik dalam urusan duiniawi
maupun ukhrawi.
Kitalah umat muslim yang paling berhak menjadi
umat terbaik yang memimpin dunia, karena mereka non muslim mengingkari, bahwa
potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan karunia Allah SWT. “Kamu adalah
umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh yang ma’ruf dan mencegah
yang dari mungkar dan beriman kepada Allah…!”
Pemuda muslim, sudah terlalu lama umat
Islam berada dalam kemunduran. Ditangan kalian para pemuda ada tanggung jawab
besar untuk mengembalikan kejayaan Islam. Tidak sepantasnya jika terlena oleh
keadaan, karena banyak yang harus disiapkan untuk menyongsong kebangkitan
Islam. Kita tidak perlu ragu akan keberhasilannya, karena Allah telah
menjanjikan kejayaanya , hanya waktunya yang belum diketahui. Jika perjuangan
belum berhasil saat ini, maka masih ada harapan di kemudian hari.
Adalah pilihan kita untuk menjadi umat
pengganti atau yang tergantikan. Kita diam atau beraktifitas, waktu akan terus
bergulir. Sekarang kita pemuda, esok kita dewasa dan menjadi pemimpin, hingga
akhirnya kita kembali kehadirat-Nya.
Para pemuda teruslah bergerak dan berjuang, tunjukanlah karya terbaikmu.
Sekali lagi, kitalah umat muslim yang paling pantas memimpin dunia. Bukan
mereka orang-orang kafir yang dengan kesombongannya mendewakan akal dan menolak
eksistensi Allah Sang Pencipta. Penulis
menyampaikan pesan ini utamanya untuk diri pribadi. Tolonglah agama Allah, maka Allah akan
menolongmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar :)